Jumat, 15 Januari 2010

gambar-gambar hama


makalah dasar perlindungan tanaman


TUGAS
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Dengan Cara tehknis mekanis







Disusun Oleh   :
RAISSA INDAH HANJANI
0810440132
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
Pengendalian Dengan Cara tehknis mekanis

Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum, perlu dilakukan usaha pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang memperhitungkan faktor pengendalian ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak menimbukan kerugian besar. Salah satu caranya adalah dengan pengendalian secara tekhnis mekanis.

A.    PENGERTIAN
Pengendalian secara tehnis mekanis adalah usaha menekan pertumbuhan gulma dan hama dengan cara merusak sebagian atau seluruh gulma dan membunuh hama. Sehingga hama dan gulma dapat mati. Biasanya menggunakan alat-alat bantu mulai dari yang sederhana sampai yang modern.
Pembasmian harus dilakukan terhadap semua sumber inokulum baik yang berupa tanaman pokok, tumbuhan liar maupun tanah. Pembasmian tehknis mekanis terhadap tumbuhan dapat dilakukan dengan penebangan dan pembongkaran yang diikuti dengan pembakaran atau pembenaman kedalam tanah yang cukup dalam yang artinya dibawah lapisan olah tanah. Agar pembasmian berhasil  dengan baik maka harus dilakukan terhadap semua tumbuhan yang dapat menjadi inang dari hama, penyakit dan gulma tersebut. Jadi juga termasuk tumbuhan inang pengganti, penggilir atau perantara. Bahkan bila daun yang gugur di permukaan tanah atau akar yang berada dalam tanah dianggap dapat juga menjadi tempat bertahannya hama, penyakit dan gulma maka harus di musnahkan agar hama, penyakit dan gulma betul-betul musnah.
Pembasmian inokulum yang terdapat didalam tanah secara tehknis mekanis dapat dilaksanakan dengan pengolahan atau pembalikan tanah sehingga inokulum tersebut terkena sinar matahari. Dengan adanya sinar ultra violet dan panas yang ditimbulkan oleh sinar matahari maka inokulum dapat mati. Usaha ini akan berhasil baik bila dilakukan dengan sebaik-baiknya dalam waktu yang cukup lama.
Pengolahan tanah yang menghasilkan butiran tanah yang lebih kecil berarti memperbesar atau memperluas permukaan tanah yang dapat terkena sinar matahari akibatnya inokulum yang terkena sinar matahari menjadi semakain banyak dan dengan waktu yang cukup lama hama, penyakit, dan gulma akan semakin banyak yang mati. Bahkan bila butiran tanah cukup kecilnya maka diharapkan pengaruh sinar matahari akan data menjangkau bagian dalam butiran tersebut sehingga tidak hanya hama, penyakit dan gulma  yang ada di permukaan butiran tanah saja yang mati tetapi juga yang terdapat didalam butiran tanah tadi sehingga hama, penyakit dan gulma dapat mati seluruhnya.
Pengendalian secara teknis mekanis adalah bentuk tertua dari semua pengendalian. Keuntungan dalam PHT antara lain menghindarkan sisa-sisa insektisida pada tanaman memungkinkan pelaksanaan pengendalian hama secara terus menerus tanpa dihalangi oleh kondisi cuaca memungkinkan musuh-musuh alami melanjutkan peranannya yang penting dalam menekan populasi serangga, hama dan membantu dalam menetukan kerusakan yang disebabkan serangga hama tanpa mengadakan pengambilan contoh yang ekstensif.












B.     PEMBASMIAN HAMA DAN GULMA SECARA TEHKNIS MEKANIK DAPAT DILAKUKAN MELALUI:

·                                  HAMA

1.                                 MEKANIS
1. Pengambilan menggunakan tangan maupun alat. Dapat dilakukan pada jenis hama ulat dan belalang, dengan intensitas serangan hama dalam skala kecil. Teknik ini dapat dilakukan bila tersedia cukup tenaga dan dalam areal terbatas.
2. Penangkapan bersama-sama oleh banyak orang (gropyokan-Jawa) pada hama belalang atau hama tikus biasanya dapat menggunakan pentung..
3. Pemasangan perangkap antara lain ;
    a. Penggunaan lampu perangkap (light trap) untuk hama penggerek batang pada fase kupu-kupu. Lampu perangkap ini dipasang pada saat malam hari, peralatan yang diperlukan berupa : kain putih 2 x 1,5 m, lampu bohlam/neon, dan nampan penampung air. Kupu/ngengat yang diperoleh kemudian dimusnahkan.
   b. Penggunaan perangkap kertas warna (colour trapping) untuk hama lalat putih. Warna kertas yang digunakan bisa berwarna kuning atau lainnya yang cerah. Kertas terlebih dahulu diberi lem perekat atau racun tikus atau ter agar hama terperangkap pada kertas tersebut.
4. Driving (pengusiran), misal pengusiran burung pipit (hama padi) dengan cara membuat bunyi-bunyian.







2.                            FISIS

         Pengendalian ini dilakukan dengan cara memanfaatkan faktor-faktor fisis seperti temperatur, kelembaban, cahaya, dan gelombang suara untuk mempengaruhi kehidupan hama itu sendiri. Contoh :
1. Temperatur, misal pendingin untuk memberantas hama gudang.
2. Kelembaban, pengurangan tanaman pelindung pada tanaman coklat untuk mencegah perkembangan hama Helopeltis sp.
3. Cahaya, walang sangit aktif pada keadaan yang terang maka perlu perangkap obor untuk menjeratnya.



·                                              GULMA
 1.  Pembabatan adalah memotong bagian tanaman yang telah terserang agar tidak menular ke bagian lain.
2. pencangkulan  untuk mengangkat perakaran gulma sehingga gulma akhirnya mati.
3. pencabutan, cara ini dilakukan jika areal sempit
4. penggunaan mulsa adalah mengurangi jumlah cahaya sehingga gulma terhambat pertumbuhannya dan akan mati. Dapat berupa sisa tanaman, sekam padi, serbuk gergaji dan plastik hitam perak







C.    ALAT-ALAT DALAM PENGENDALIAN TEHKNIS MEKANIS

·        Sederhana
1.      Pentung untuk berburu tikus secara beramai-ramaisebelum mengerjakan tanah. Tikus yang keluar dari sarangnya segera dipentung dengan pentungan sampai mati.
2.      Pisau kawat untuk hama-hama penggerek pada pohin-pohonseperti kumbang bertanduk pada pucuk pohon kelapa.
3.      Perekat dapat dioleskan pada suatu permukaan kain atau kertas  atau dioleskan pada pohon. Jika hama menginjaknya maka tidak akan lepas dan mati.perekat dapat terbuat dari campuran minyak kastor, resin dan lilin yang berasal dari tumbuhan.
4.      Ember atau panci berwarna kuning perabot ini diiisi air dan ditaruh di sawah kemudian beberapa jenis serangga tertarik dengan warna kuning tersebut sehingga akan tertangkap.



·        Modern
1. pagar kawat beraliran listrik dipergunakan untuk menolak serangan tikus sawah yang menyerang padi ketika masih dalam petak pembibitan.
2. traktor  mengangkat perakaran gulma sehingga gulma mati
3. pembasmi tikus super cara menggunakan sinar infrared untuk memikat si tikus untuk masuk ke lubang yang ada, setelah tikus masuk maka gas beracun karbon dioksida (carbon dioxide) akan dilepaskan dan si tikus akan mati.





D.    MACAM-MACAM HAMA DAN PENGENDALIANYA SECARA TEHKNIS MEKANIS

1.      Ulat
Hama ulat ada yang menyerang daun, yaitu spodoptera sp., ditandai dengan daun muda atau setengah tua yang rombeng dari pinggir. Ada juga ulat yang menyerang batang, yaitu noctuidae. Penanggulangannya dapat dilakukan dengan menggambil ulat secara mekanis.


2.      Belalang
Gejala penyerapan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi rombeng. Hama ini dapat ditanggulangi dengan penangkapan secara manual. Tangkap belalang yang belum bersayap atau saat masih pagi dan berembun-belalang tidak bisa terbang dengan sayap basah.



3.      Kutu sisik
Menyerang bagian daun, pelepah, batang, dan bunga. Bentuknya seperti lintah dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Kutu sisik dapat menyebabkan daun mengerut, kuning, layu dan akhirnya mati. Bersihkan kutu sisik dengan cara dikerik.

4.      Hama Ulat Jati (Hyblaea puera & Pyrausta machaeralis)
Hama ini menyerang pada awal musim penghujan, yaitu sekitar bulan Nopember – Januari. Daun-daun yang terserang berlubang-lubang dimakan ulat. Bila ulat tidak banyak cukup diambil dan dimatikan.

5.      Hama Lalat Putih
Hama lalat putih merupakan serangga kecil bertubuh lunak. Lalat putih ini bukan lalat sejati, tetapi masuk dalam Ordo Homoptera. Hama ini berkembang sangat cepat secara eksponensial. Lalat putih betina dapat menghasilkan 150 – 300 telur sepanjang hidupnya. Waktu yang dibutuhkan dari tingkat telur sampai dengan dewasa siap bertelur hanya sekitar 16 hari. Lalat putih dapat menyebabkan luka yang serius pada tanaman dengan mencucuk mengisap cairan tanaman sehingga menyebabkan layu, kerdil, atau bahkan mati. Lalat putih dewasa dapat juga mentransmisikan beberapa virus dari tanaman sakit ke tanaman sehat
penggunaan mekanis, menggunakan alat penjebak lalat putih (colour trapping). Alat yang digunakan adalah kotak karton/papan kayu. Kertas terlebih dahulu diberi lem perekat atau racun tikus atau ter agar hama terperangkap pada kertas tersebut

6.      Hama penggerek batang/oleng-oleng (Duomitus ceramicus)
Siklus Hidup Duomitus ceramicus merupakan sejenis ngengat, telurnya menetas antara bulan Maret – April, aktif pada malam hari. Setelah kawin ngengat betina bertelur pada malam hari dan diletakkan pada celah kulit batang. Telur berwarna putih kekuningan atau kuning gelap, bentuk silinder, panjang 0,75 cm. Telur diletakkan berkelompok pada bekas patahan cabang atau luka-luka di kulit batang. Stadia telur ± 3 minggu. Larva menetas pada bulan Mei, hidup dalam kulit pohon, selanjutnya menggerek kulit batang menuju kambium dan kayu muda, memakan jaringan kayu muda. Larva pada tingkat yang lebih tua membuat liang gerek yang panjang, terutama bila pohon jati kurang subur. Pada tempat gerekan terjadi pembentukan kallus (gembol). Larva menggerek batang dengan diameter 1 – 1,5 cm, panjang 20 – 30 cm dan bersudut 90 °.  Kotoran larva dari gerekan kayu dikeluarkan dari  liang gerek.  Fase larva sangat lama antara April – September. Selanjutnya larva masuk ke stadium pupa, tidak aktif, posisinya mendekati bagian luar liang gerek. Fase pupa berlangsung antara September – Pebruari. Seluruh siklus hidupnya, dari stadia telur sampai menjadi ngengat memerlukan waktu  ± 1 tahun.
Pengendalian mekanis dilakukan guna menurunkan populasi serangga dewasa (ngengat). Pelaksanaannya dengan penggunaan perangkap lampu (light trap) di malam hari. Untuk penggunaan light trap, peralatan yang diperlukan berupa : kain putih 2 x 1,5 m, lampu bohlam/neon, dan nampan penampung air. Ngengat yang diperoleh kemudian dimusnahkan.






7.      Hama kutu lilin
menyerang tanaman Pinus merkusii semua tingkatan umur, mulai umur 1 tahun sampai dengan tegakan akhir daur. Kutu ini mengisap cairan pohon, terutama di pucuk-pucuk ranting tajuk pinus.Tanda-tanda adanya serangan kutu lilin dapat dilihat berupa adanya bintik-bintik putih atau lapisan putih menempel pada ketiak daun di pucuk-pucuk ranting pinus. Lapisan putih ini merupakan benang-benang lilin yang dikeluarkan kutu, merupakan tempat berlindung kutu. Pucuk yang terserang daunnya menguning, kemudian daun dan pucuk menjadi rontok dan kering. Untuk serangan pada tegakan (pohon besar), indikasi serangan dapat diamati secara okuler dengan perubahan warna dan kelebatan tajuk pohon. Tajuk pohon yang sehat berwarna hijau dan segar, sedangkan tajuk pohon pinus yang sakit (terserang) berwarna hijau kusam, kekuningan. Tajuk pohon yang terserang juga berubah menjadi tipis akibat daun-daun yang rontok.
Pengendalian secara mekanik : melalui penggunaan perangkap dan penyemprotan air volume tinggi ke cabang-cabang. Cara ini tidak menimbulkan efek negatif pada lingkungan, tapi belum teruji untuk hama kutu lilin,

8.      TUNGAU
            Bagian tanaman yang diserang adalah punggung daun, tangkai daun dan bunga. Hasil serangan akan berwarna keperakan. Tungau “Spider mite” ini akan cepat berkembang dimusim kemarau. Untuk mendeteksi hama ini adalah dengancara mengusap bagian punggung daun dengan kapas basah. Jika kapas berwarna orange berarti tanaman tersebut dihuni oleh tungau. Pengendalian: Secara mekanis bisa dilakukan dengan pengusapan punggung daun dengan kapas yang diberi alcohol 70%.






E.   PENGENDALIAN FISIS MEKANIS MODERN
Di deli sumatera utara pada persemaian tembakau pernah dilakukan pembasmian penyakit layu busuk dan busuk pangkal batang dengan jalan pemanasan tanah-tanah dengan menggunakan uap panas.  Untuk dapat melaksanakan tugas ini maka pipa dibenamkan dibawah permukaan tanah untuk mengalirkan uap panas, dan jarak pipa diatur sedemikian rupa hingga jarak terjauh dari pipa pada waktu pemanasan nanti masih dapat mencapai suhu minimal 70°C yang masih cukup tinggi untuk membunuh penyebab penyakit. Uap panas didapat dari ketel yang berisi air yang dipanaskan dan untuk mempermudah pengaliran uap dari ketel ke pipa dapat dibantu dengan blower(kipas angin) yang dapat menekan uap dari dalam ketel ke pipa-pipa dibawah permukaan tanah. Usaha pembasmian akan berhasil dengan baik bila jarak yang terjauh dari pipa dapat mencapai suhu 70°C selama paling sedikit 30 menit.
Cara ini mempunyai kelemahan karena dapat merusak struktur tanah meskipun hal ini dapat diatasi dengan memberikan pupuk organis baik pupuk hijau, kompos maupun pupuk kandang kedalam tanah.
Cara yang hampir sama pernah juga dilakukan penanaman jamur merang untuk membinasakan hama atau penyakit di dalam bedengan yang menggunakan penananman dengan ruang tertutup di dalam barak. Kadang mereka tidak menggunakan pipa-pipa panjang seperti penyemaian tembakau tetapi pipa tersebut hanya sekedar untuk memasukkan uap panas kedalam ruang barak tempat bedengan disiapkan
Pembongkaran sisa-sisa tanaman juga membantu pembasmian inokulum pada tanah terutama pada bagian permukaannya. Pembongkaran dapat dilakukan denga alat sederhana maupun alt canggih seperti traktor, bulldozer dll
Pada musim kemarau disarankan dipasang bubu perangkap (Trap Barrier System = TBS) ukuran 15 m x 15 m untuk setiap 15 ha ditetapkan di dekat habitat utama tikus dan dilakukan pengambilan tangkapan tikus setiap hari sampai panen.
 Periode padi  vegetatif. Sanitasi gulma pada habitat tikus, baik yang ada di hamparan sawah maupun di sekitar sawah agar tidak digunakan sebagai sarang tikus. Dilakukan pengendalian secara mekanis, rodentisida bila populasi masih tinggi, pasang (Linier  Trap Barrier System = LTBS) di dekat habitat utama dan dipindahkan setiap 5 hari, serta lakukan fumigasi sarang tikus.
Periode padi generatif.  Lakukan fumigasi asap belerang pada setiap sarang aktif tikus, sanitasi gulma pada habitat utama dan pasang LTBS  di dekat habitat utama secara periodik.



















Pengamatan Pengendalian SecaraTeknis Mekanis Di Situbondo Pada Mangga Arum Manis
Jenis hama yang menyerang tanaman mangga :

·                                                    Penggerek ranting (Sternocbetus goniocnemis).
Gejala :
Hama ini menyerang jaringan daun dan epidermis ranting muda. Pada stadium larva, pupa dan dewasa mengakibatkan tunas baru tidak terbentuk, sehingga tanaman tidak dapat berbunga. Pada tingkat serangan tinggi dapat menyebabkan ranting dan daun tanaman menjadi layu dan kering. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara :
- Pengendalian cara mekanis.
Pengendalian dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang terserang



·                                                    Penggerek Batang (Rhytidodera rufomaculata).

Gejala :
Menyerang batang/cabang, hingga terdapat lubang gerekan pada batang. Bagian tanaman yang terserang apabila dibelah akan terlihat lorong-lorong tempat larva. Pada tingkat serangan tinggi akan menyebabkan tanaman layu, daun rontok dan akhirnya tanaman mati. Hama ini biasanya menyerang pada saat musim hujan. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara :
- Pengendaliaan cara mekanis
Pengendalian dilakukan dengan memungut hama lalu dikumpulkan kemudian dibakar, cabang yang terserang dipangkas lalu dimusnahkan.


·                                           Ulat perusak daun (Orthaga melanoporalis
Hampson).
Gejala :
Hama ini merusak daun dan kadangkala pucuk muda. Akibat serangan hama ini daun menjadi patah, layu dan akhirnya mati. Hama/ulat biasanya membuat sarang dari daun mangga dan pucuk muda, biasanya menyerang pada masa peralihan musim hujan dan musim kemarau. Hama ini dapat dikendalikan dengan
cara :
- Pengendalian cara Mekanis
Memotong bagian tanaman yang terserang kemudian dimusnahkan. Pengasapan dengan membakar sampah kering dan bagian atasnya ditutupi sampah basah, agar dapat dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar keseluruh bagian tanaman akan mengusir keberadan hama saat berupa ngengat.



·                                           Kumbang buah mangga
Gejala serangan :
Terdapat bintik hitam pada permukaan kulit buah mangga. Hama ini menyerang buah dengan cara meletakkan telur pada buah muda, dan muncul pada saat peralihan musim hujan ke musim kemarau. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara :
- Pengendaliaan secara mekanis
Pengendalian cara mekanis dapat dilakukan dengan mengumpulkan buah yang terserang lalu dibakar.


·                                           Trips (Tripidae; Thysanoptera).
Gejala :
Hama ini menyerang permukaan bawah daun, malai bunga dan buah muda. Sehingga daun menjadi berkerut-kerut (keriting) dan mengakibatkan proses pembungaan sering gagal. Hama ini biasanya menyerang pada saat peralihan musim hujan ke musim kemarau. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara :
- Pengendalian cara fisik/mekanis
Memangkas bagian tanaman terserang dan dimusnahkan dengan cara dibakar.


·                                           Kutu sisik (Coccus viridis (Green)
Gejala serangan :
Permukaan daun kelihatan seperti layu, kemudian daun mengering dan gugur. Pada tanaman yang sudah menghasilkan, populasi yang tinggi menyebabkan kanopi terserang penyakit embun jelaga. Hama ini muncul pada saat peralihan musim hujan ke musim kemarau. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara:
- Cara fisik/mekanis
1. Pembungkusan buah dengan kertas atau kantong plastik.
2. Penggunaan perangkap atraktan (bahan penarik lalat buah) dalam alat perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum mineral yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah. bahan atraktan: metil eugenol (ME), protein hidrolisa, atau selasih





·                                           Wereng mangga (Idiocerus niveosparsus)
Gejala serangan :
Hama ini menghisap cairan pada daun mangga, pucuk-pucuk muda, tangkai bunga dan buah muda, sehingga mudah rontok. Hama ini muncul pada saat peralihan musim kemarau ke musim hujan dan umumnya menyerang pertanaman mangga yang sudah berproduksi. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara :
- Pengendaliaan cara mekanis
Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang terserang. Pengasapan dengan membakar sampah kering dan bagian atasnya ditutupi sampah basah, agar dapat dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar keseluruh bagian tanamanakan mengusir keberadan hama.



·                                           Lalat buah (Dacus dorsalis.)
Gejala :
Pada permukaan kulit buah terdapat titik-titik hitam, titik hitam tersebut akibat tusukan lalat buah. Daging buah menjadi busuk, akibatnya buah tidak dapat dipanen karena rusak atau gugur. Lalat buah menyerang pada saat munculnya buah. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara :
- Cara fisik/mekanis
1. Pembungkusan buah dengan kertas atau kantong plastik.
2. Penggunaan perangkap atraktan (bahan penarik lalat buah) dalam alat perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum mineral yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah. bahan atraktan: metil eugenol (ME), protein hidrolisa, atau selasih













Penyakit yang menyerang mangga arum manis

·                                           Penyakit layu benih (Phythium vexans.)
Gejala:
Penyakit ini menyerang tanaman pada saat dipembibitan (polybag). Penyakit diakibatkan serangan cendawan (Phythium vexans.).
- Pengendalian cara fisik/mekanis
Media tanah yang digunakan terlebih dahulu di pasteurisasi dengan cara dikukus.

·                                           Penyakit busuk akar (Rigidoporus microporus)
Gejala :
Permukaan akar berwarna hitam, pada permukaan akar terdapat benang-benang jamur berwarna putih kotor kemudian leher akar mengelupas kemudian akar busuk. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Penyakit ini sering dijumpai pada saat musim hujan. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :
- Pengendalian secara mekanis
Dikendalikan dengan cara dibongkar dan dibakar atau dipotong bagian yang terinfeksi.

·                                           Penyakit bercak daun bakteri (Pseudomonas mangiferae-indicae)
Gejala :
Penyakit ini menyerang daun muda, batang muda dan tangkai daun. Penyakit dapat dikendalikan dengan cara :
- Pengendalian secara mekanis
Memotong daun/buah yang terserang dan dibakar

·                                           Penyakit Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides)
Gejala :
Pada daun terdapat bercak bulat hingga angular berwarna coklat dan kelabu ditengahnya kadang-kadang kekuningan di tepi atau berlubang (shot hole). Pada malai bunga terdapat bercak kecil pada pucuk, panikle dan tangkai. Selanjutnya bunga menjadi kehitaman, pada buah terdapat bercak berwarna coklat hingga berwarna gelap, pada buah yang sudah matang akan menjadi busuk.
- Pengendalian cara fisik/mekanis
Sebagai tindakan preventif, dilakukan pembungkusan buah agar terlindung dari kemungkinan adanya serangan, pembungkusan dilaksanakan pada saat buah sebesar bola pimpong.








DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2009. (http://candiorchid.blogspot.com/2009/04/hamapenyakit.html, diakses 26 september 2009)

Anonymous.2009. (http://www.otakku.com/2007/10/10./rentokil-radar-mousetrap , diakses 26 september 2009)

Martoredjo, Tukidjo.1992. Pengendalian Penyakit Tanaman. Yogyakarta:Andi offset
Oka, Ida Nyoman.1995. Pengendalian Hama Terpadu Dan Implementasinya Di Indonesia.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
Rukmana, H. Rahma.1999. Gulma Dan Teknik Pengendalian.Yogayakarta:Kanisus
Winarno, Baskoro.1992. Pengantar Praktis Pengendalian Hama Terpadu. Malang:yayasan Pembina fakultas pertanian universitas brawijaya